Chapter 1: asal muasal alam semesta
Dijaman pralaya, tidak ada siang malam, tidak ada bumi langit dan tidak ada terang gelap.
Diakhir pralaya Dewa Wisnu atas keinginannya sendiri masuk kedalam Purusa (kekuatan maskulin dari penciptaan).
Pertama yang diciptakan adalah sebuah elemen besar yang tersusun dari elemen-elemen kecil. Elemen besar ini adalah sumber dari ego, yaitu Sattvic, Rajas dan Tamas.
Tamas menciptakan langit semesta dengan suara utama kebaikan. Langit kemudian menghasilkan sentuhan. Sentuhan menghasilkan udara. Karena itu sentuhan adalah ciri udara. Udara tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan. Udara menghasilkan Rupa, yang memungkinkan hidupnya api sebagai kebaikan utama udara. Api menghasilkan rasa. Rasa mengasilkan air, dimana air memiliki rasa. Dari keharuman air terciptalah bumi.Rajas menghasilkan 10 organ rasa dan Sattvic menghasilkan ego.
Kulit, mata, kuping, hidung dan lidah adalah membantu pikiran sesuai fungsinya. Anus, organ seksual, tangan, kaki dan dan organ bicara adalah organ pembantu dalam bertindak.
Elemen langit, udara, api, air dan bumi adalah elemen emosi. Tanpa elemen ini penciptaan tidak dimungkinkan. Awalnya kelima elemen ini ada dalam bentuk bola/telur besar yang merupkan hasil inspirasi Dewa Wisnu. Kemudian bola ini membesar menjadi Prakriti (kekuatan feminim dari penciptaan), dimana Dewa Wisnu masuk kedalamnya sebagai Hiranyagarbh.
Dewa Wisnu memelihara bola ini sampai akhir Kalpa. Dewa Wisnu sendiri yang menghancurkan semua elemen ini dalam wujud Dewa Rudra. Selama 1 Kalpa, Dewa Wisnu mengairi alam semesta dan tidur di Shesha didalam Ksheersagar. Saat Dewa Wisnu bangun, proses penciptaan berulang dalam wujud Dewa Brahma.
Sumber: 18 Maha Purana (pdf)