Showing posts with label Lainnya. Show all posts
Showing posts with label Lainnya. Show all posts

Wednesday, September 18, 2024

catatan belajar weda

  1. 5 Des 2019 Reg Veda X-90 : 16 bait
  2. 17 Apr 2020 Reg Veda I.1 : 9 bait
  3. 23 Jan 2021 Reg Veda III.62 : 18 bait
  4. 14 Sep 2021 Reg Veda VII.59 : 12 bait
  5. 15 Agu 2022 Reg Veda I.43 : 9 bait
  6. 5 Jun 2023 Reg Veda I.114 : 11 bait
  7. 21 Ag 2023 Reg Veda X.18 : 14 bait (belum selesai)

Metode pembelajaran menggunakan text dan sound mp3 dengan speed playing 0.7 melalui perangkat handphone.

Wednesday, July 1, 2020

Piteket 2020-07-01

Bahasa Bali :

"Aken baan Cening manjusin layon Memene baan boreh kuning, ... keto mase sisig ambuh apang kedas ebok Memene.   Sakewale Ning, dugase Meme enu ngidaang maangkihan, salingkih Cening manjusin, pragat di balene Meme maguyang tuara taen Cening maekin"

Terjemahan :

"Betapa besar perhatianmu, Anakku, memandikan jenazah Ibu dengan  boreh / parem  berwarna kuning, demikian pula engkau keramasi agar bersih rambut Ibu. Namun Nak, disaat Ibu masih mampu menghela nafas, jangankan memandikanku Nak, hanya di balai saja Ibu mampu berbaring, dan tidak pernah engkau datang mendekat"

 

Bahasa Bali :

"Cacep liman Ceninge nanding ane madan saji tarpana, ngararis kagenahang ring ulun layon Memene. sakewale Ning, dugase enu Meme maurip, kadirasa bubuh embon Meme kapah maan ngidih"

Terjemahan :

Sungguh sigap tangan mu Nak, menaruh rapih, yg disebut saji tarpana, di atas jenasah Ibundamu. Namun Nak, tatkala Ibu masih hidup, bahkan bubur dingin pun, jarang Ibu dapatkan.

 

Bahasa Bali :

"Sekancan tirta, mawit tirta panglukatan ngantos ka tirta pangentas tunasang Cening, tatujone tuara ada len, apang pajalan Meme ngungsi tanah palekadan sida rahayu. Sakewale Ning, ne malu dugase Meme enu ngidaang magelekan, yeh nyem tuara taen Cening ngenjuhin"

Terjemahan :

Beragam air suci, mulai dari air suci pembersihan, sampai air suci pelepasan, engkau mohonkan bagi Ibu. Tujuanmu hanya satu, yaitu agar perjalanan Ibu meninggalkan tanah kelahiran ini, penuh dengan kebahagiaan. Namun anakku, dulu saat Ibu masih mampu menelan minuman, air putih pun tiada pernah engkau tawarkan, Nak.

 

Bahasa Bali :

"Tumpang salu, bade managa banda gaenang Cening anggon Meme masare, sa doh gumi Cening kanti ngalih undagi apang pragat ja yadnyane nenenan, kewale Ning, dugase Meme enu mataanan, salingkih bale, tikeh pandan abidang Meme tuara nawang"

Terjemahan :

Dipan bambu, serta menara berhias naga, engkau buatkan untuk Ibu berbaring. Sampai ketempat2 terjauh Nak, engkau mencari tukang kayu terbaik, agar selesailah kini persembahan bakti ini. Namun Nak, sewaktu dulu Ibu masih menderita, untuk meng-alas-i balai tempat tidur Ibu, meski hanya sehelai tikar pandan...., ibu tidak punya.

 

Bahasa Bali :

"Ning, indik makejang yadnyan Ceninge mratekain layon Memene, angayu bagia, Meme lega, Meme demen. Sakewale Ning, Yan dadi Meme ngidih, ento buka reraman Ceninge, I Bapa, kurenan Meme, enu madan maurip, enu nugtugang tuuh, runguang ja ragane, selegang ngayahin ragane, apang tusing disubane pegat angkihan, ditu mare lantas Cening rungu, nirguna pajalane totonan, Ning"

Terjemahan :

Nak, perihal semua yadnya mu untuk menyelesaikan jenasah Ibu, .... dengan bahagia Ibu merasa lega, Ibu senang. Namun demikian Nak, kalau boleh Ibu memohon. Seperti itu kondisi ayah mu. Si Bapa. Suami Ibu.  Ia masih menjalani  hidupnya, sedang menyelesaikan masa tua. Pedulikanlah ia. Rajinlah melayani dirinya.  Janganlah manakala tiba saatnya hembusan nafasnya berakhir, barulah di saat itu, engkau peduli. Tiada guna bersikap demikian, Nak.

 

:: Pabesen Men Dukuh di sisi kaja kangin::

::Diterjemahkan: PBK(TR) ::

Friday, August 11, 2017

Doa untuk bujangan dalam mengendalikan nafsu

Vedic Sanskrit Mantra for Celibacy
The mantra contains the word - 'kaam' and 'dahana' which means lust and burn respectively. The meaning of this mantra is - "I bow to Lord Hanuman who burns the urge of lust from devotees". You can pray to Lord Hanuman to control the sexual urge through this mantra. This mantra is given in both English and Devanagari for pronunciation purpose. You can use the embedded mantra audio to listen it.

ऊँ काम दहनाय नमः


Om kāma dahanāahya namaha

Tuesday, August 8, 2017

Mahabharata: Pancali/Drupadi yadnya dan takdirnya di Hastinapura (Arya)

Prakelahiran Pancali/Drupadi:

Dikelahiran sebelumnya, Pancali dilahirkan utk tidak mendapatkan suami. Kemudian Pancali memohon kepada Dewa Siwa, agar dihidupnya berikutnya mendapatkan suami yg memiliki jiwa adil, kuat, cerdas, rupawan dan pengasih. 
Karena tidak mungkin memberikan suami yg memiliki ke lima jiwa tsb, Dewa Siwa memberikan 5 suami untuk melengkapi keinginan Pancali.
Versi lain, Pancali hanya memiliki 1 kesempatan kelahiran lagi. Untuk memenuhi permintaan tsb, maka pada kelahiran berikutnya, Pancali langsung mendapatkan ke-5 suami sekaligus.

Kutukan saat kelahiran Pancali:

Berawal dari dendam Raja Drupada dari kerajaan Pancala kepada Resi Dorna, maka untuk membalasnya dilakukan upacara Putrakameshti yadnya (ritual pengorbanan api) untuk mendapatkan seorang putra yang dapat membunuh Resi Dorna. Namun Raja Drupada harus menerima takdirnya yaitu anugrah seorang putri. 
Lahirlah putra api bernama Dretajumena yg lahir untuk memenggal kepala Rsi Dorna.
Kemudian lahir pula seorang putri api bernama Pancali. Namun Raja Drupada yg tdk menginginkan kelahiran seorang putri, dengan amarahnya menyumpah/mengutuknya agar Pancali akan mengalami ketidakadilan berulang2 dan mengalami penghinaan yang paling hina, namun harus menegakkan keadilan.

Saat Arjuna memenangkan sayembara:

Saat Ibu Kunti sedang berdoa, Pandawa datang bersama Pancali yg telah dimenangkan didalam sayembara. Arjuna memberitahukan Ibu Kunti bahwa mereka telah memenangkan sayembara dan mendapatkan hadiahnya.
Sambil terus berdoa dan tanpa bertanya hadiah apa yang didapat, Ibu Kunti meminta Arjuna untuk membagi hadiah sayembara terbut secara adil dengan saudara2nya.

Karma

Atas permintaan prakelahiran, kutukan saat kelahiran dan permintaan Ibu Kunti, maka Pancali harus menikah dengan 5 Pandawa, ketidakadilan dan mengalami penghinaan saat permainan dadu di Hastinapura anatara Pandawa dan Kurawa. Namun Pancali dituntut untuk menegakkan keadilan diseluruh Arya. Terjadilah Mahabrata dalam upaya penegakan keadilan.

Pada kondisi normal pernikahan poliandri tidak diperbolehkan dalam Hindu. Namun atas urutan kejadian / peristiwa tsb, maka atas saran Rsi Abiyasa, maka Pancali dapat menikahi kelima Pandawa dengan sejumlah aturan:
  1. Dalam setahun hanya dapat melayani 1 orang dari kelima Pandawa. Ke-empat saudaranya tidak boleh mengganggu dan masuk kekamar Pancali sampai dengan gilirannya. Bagi yang melanggar harus menjalani penebusan dosa dengan pengasingan diri.
  2. Setelah setahun, Pancali harus melakukan penyucian diri sebelum melayani 1 orang berikutnya.

Monday, August 29, 2016

Sistim administrasi desa adat Bali

Desa di Bali memiliki administrasi yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Di Bali ada aturan dinas dan ada aturan adat. Aturan dinas mengacu pada aturan dari pemerintah pusat dan daerah. Sedangkan aturan adat mengacu pada norma-norma yang berlaku disetiap desa dan banjar.

Desa terdiri sejumlah banjar. Ada aturan desa dinas dan adat, ada juga aturan banjar dinas dan adat. Aturan-aturan banjar mengacu pada aturan desa setempat, namun tidak sama meskipun berada dalam satu desa.

Berikut penyetaraan istilah administrasi di Bali, dengan yang berlaku di Indonesia:
  • Desa: kelurahan
  • Perbekel desa: lurah yg mengurusi dinas / kepala dinas desa/kelurahan
  • Kelian/kelihan desa: lurah yg mengurusi adat / kepala adat desa.
  • Banjar: rukum warga (rw)
  • Kelihan / klian dinas (banjar): ketua rw yg mengurusi dinas banjar/rw
  • Kelihan / klian adat (banjar): ketua rw yg mengurusi adat banjar/rw

Monday, June 27, 2016

Piodalan Pura Aditya Jaya (Jakarta) ke-85 (25 Juni 2016)

Piodalan Pura Aditya Jaya (Jakarta) ke-85 (25 Juni 2016)

  • Hari Raya Saraswati
  • Piodalan Pujawali Catur Rebah & Dudusan Alit (Upkara Media)
Om Swastiastu, Om Awignam Astu Namo Sidham
Dengan segala keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, ijinkan kami berbagi informasi persiapan banten dan susunan acara pada karya Piodalan Pura Aditya Jaya. Semoga bermanfaat.

Daftar Banten*

NoNama BantenJumlah
1Suci Laksana20
2Pejati60
3Pengulapan4
4Sorohan4
5Biyakala4
6Prascita4
7Durmanggala4
8Rayuan Saraswati1
9Sayut Saraswati1
10Pejati Gede (Santun Gede)19
11Pras Sodan2
12Bebangkit2
13Blagembal/Pregembal/Pulogembal 2
14Sesayut Amerta Tirta1
15Sesayut Sri Merta1
16Sesayut Sidakarya2
17Sesayut Sidapurana1
18Sesayut Penuntun Dewa1
19Sesayut Langgeng Amukti Sakti1
20Sesayut Darma Wiku1
21Sesayut Pasopati1
22Sesayut Amerta Sari1
23Pengambean1
24Pratista1
25Soda Nasi Brumbun1
26Tumpeng1
27Dapetan1
28Pras1
29Soda1
30Pengambean1
31Sayut1

Daging (isi)*

NoDaging (isi)Jumlah
1Pejegan bebek35 (2 dus)
2Bebek putih1 dus
3Ayam carun/a
4Bebek biasan/a
5Sate carun/a
6Ben bantenn/a

Dudonan Acara**

NoWAKTUACARA
SABTU, 25 JUNI 2016.
A.PERAYAAN HARI SUCI SARASWATI.
1.07.00 – 08.00Persiapan dan Ngungahang Banten Saraswati.
2.08.00 - 08.30Ide Pedande Istri Buruan Lor 
  • Mepuja.
  • Ngemargiang Pembersihan.
3.08.30 – 09.30
  • Persembahyangan Gelombang I diikuti oleh Siswa Pasraman, Mahasiswa(i) STAH Nusantara dan Umat Sedharma. Persembahyangan dipimpin oleh Ida Pedanda Istri Buruan Lor.
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh BapakNyoman Udayana Sangging, SH, MM, Ketua Pasraman Adhitya Jaya Rawamangun dengan Topik: “Panca Sradha sebagai Ajaran Agama Hindu Menuju Moksa”.
4.09.30 – 10.30
  • Persembahyangan Gelombang II dipimpin oleh Ida Pedanda Istri Buruan Lor.
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan: Dharmawacana oleh: Brahmacarya Bhargawa Chaitanya dengan topik : “Keyakinan yang kuat sebagai aktualisasi perayaaan Hari Suci Saraswati
5.10.30 – 11.00Ngelungsur/membersihkan  banten Saraswati
6.11.00 –12.00Persiapan Nedunang
B.PUJAWALI PURA ADITYA JAYA.
1.12.00 – 13.00
  • Nedunang Betara
  • Ngebejiang
  • Purwa Daksina dan
  • Ngelinggihang Betara
  • Ngelungsur Banten Saraswati dan Ngunggahang Banten Piodalan
2.13.00 – 14.30Istirahat dan Makan Siang
3.14.30 – 16.00Persiapan Piodalan Pura Aditya Jaya
4.16.00 – 17.30
  • Ida Pedanda Gede Pasuruhan Sidhamahan mepuja,
  • Ngemargiang Pembersihan
  • Pementasan Tarian Sakral
  • Tari Topeng oleh Bpk Agung Anom Suta dkk
  • Wayang Lemah oleh Bpk. Gde Adi
  • Tari Rejang Dewa dan Tari Baris Tombak oleh Siswa-siswi Pasraman Adhitya Jaya
5.17.30 – 18.30Persembahyangan Gelombang I
  • Laporan Ketua Panitia Pelaksana Piodalan PAJ oleh Bapak Drs Ida Bagus Oka Nila.
  • Sambutan Ketua SDHD Banjar Jakarta Timur oleh Bapak Made Sudarta, MBA, MSc.
  • Dharmawacana oleh Bapak Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakan Hindu, Kementerian Agama Republik Indonesia, Bapak Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.A., M.Phil., Ph.D dengan topik “Pengetahuan sebagai penuntun hidup
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang I
6.18.30 – 19.30Persembahyangan Gelombang II
  • Persembahyangan Gelombang II dipimpin oleh Pandita/Pinandita
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh Dewa Putu Sukardi, S.Ag, M.BA, Ketua Organisasi dan Kelembagaan PHDI Pusat dengan topik “Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan / pengetahuan sebagai jalan kebebasaan”.
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang II
7.19.30 – 20.30Persembahyangan Gelombang III
  • Persembahyangan Gelombang III dipimpin oleh Pinandita
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh Bapak Kombes Pol (Purn) Ketut Wiardana, Ketua Harian PHDI DKI Jakarta dengan topik “Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan / pengetahuan sebagai jalan kebebasaan”.
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang III
8.20.30 – 21.30Persembahyangan Gelombang IV
  • Persembahyangan Gelombang IV dipimpin oleh Pinandita
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh Bapak Wayan Supadno, Ketua Forum Tani Indonesia, Tokoh umat dalam Wirausaha Agrobisnis dengan topik Berbagi pengetahuan sebagai jalan bakti”.
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang IV
9.21.30 – 22.30Persembahyangan Gelombang V
  • Persembahyangan Gelombang V dipimpin oleh Pinandita
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh Bapak Eko PriyantoPaguyuban Majapahid, Aktivis Generasi Muda Hindu dan Tenaga Pendidik Agama Hindu dengan topik “Membangun etika generasi muda melalui penggalian nilai pengetahuan dan budaya luhur”.
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang V
10.22.30 – 23.30Persebahyangan Gelombang VI
  • Persembahyanan Gelombang VI dipimpin oleh Pinandita
  • Pada saat pemercikan Tirta disampaikan : Dharmawacana oleh Dosen STAH Dharma Nusantara Jakarta dengan topik Ajaran pengetahuan Hindu dalam membangun karakter siswa”.
  • Pengumuman pengumpulan sesari dan dana punia
  • Penutup / Parama Santih persembahyangan Gelombang VI
  • MALAM SASTRA dengan penyelenggara STAH Dharma Nusantara Jakarta
11.23.30 - 24.00Persiapan Nyineb (Nyimpen)
12.24.00 - SelesaiNyineb (Nyimpen), Prasadam Bersama
MINGGU, 26 JUNI 2016.
13.04.00 – 06.00Banyupinaruh ke Pura Segara, Cilincing dipimpin oleh Pinandita Pura Aditya Jaya dan Pinandita Pura Segara
14.06.00 – 06.30Kembali ke Pura Aditya Jaya, nunas Nasi Kuning dan Loloh.
Catatan:
* Daftar & jumlah masih banyak yang tidak tercatat, data disajikan sesuai dengan kemampuan kami mencatat. Isitilah/penamaan banten mungkin berbeda setiap daerah.
** Dudonan acara bersumber dari koordinator acara

Monday, March 7, 2016

Maha Shivaratri 2016 di-Indonesia dan Hindi

🙏 Maha Shivaratri akan jatuh pada 7 Maret 2016. Maha

Sivaratri jatuh pada sasih bulan mati ke 11 (māgha) menurut kalender India, menurut kalender Bali adalah sasih ke 9.

Di-Indonesia khususnya di-Bali, Shivaratri jatuh pada bulan Januari 2016. Penentuan hari Shivaratri disesuaikan dengan 'Desa, Kala, dan Patra' budaya setempat, sehingga muncul perbedaan dalam penentuan hari Shivaratri.

Shivaratri di-Hindi memiliki konsep yang berbeda dengan yang dikenal di Indonesia, khususnya di-Bali. Di-Hindi, Shivaratri dikenal sebagai penyatuan Shiva dan Shakti, sedangkan di-Indonesia dikenal sebagai hari peleburan dosa.

Bhagavad Gita Chapter 4 slokas 11
Devanagari:
ये यथा मां प्रपद्यन्ते तांस्तथैव भजाम्यहम् ।मम वर्त्मानुवर्तन्ते मनुष्याः पार्थ सर्वशः ॥४-११॥
ye yathaa maam prapadyante taanstathaiva bhajaamyaham |mama vartmaanuvartante manushyaah paartha sarvashaha || 4-11 ||
Translate:
However men try to reach me,I return their love with my love;whatever path they may travel,it leads to me in the end.
References: